Bidvertiser

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 28 Oktober 2010

Cerita ku membunuh ku

Hari itu ku ceritakan tentang seseorang yang menarik hati ku. Kekagumanku tentangnya mendorongku menceritakan semua. Kata semua yang mengandung batasan sekedar yang ku tahu tentangnya.
Mulai dari nama, alamat, latar belakang ini dan itu mirip dengan ikhtisar riwayat hidup atau formulir isian data kependudukan dan atau bahkan wawancara singkat. Bahkan lebih dari itu di sana sini ku libatkan opini ku tentangnya membumbui cerita ku.
Seorang teman yang telah ku anggap sebagai saudara ku yang selalu setia menjadi lawan bicara punya suatu pendapat lain. Ada banyak kejanggalan dalam presentasi ku tentang dia. Bumbu opini ku yang berlebihan dianggapnya suatu kebohongan yang terrekayasa.
Hari demi hari di lalui, satu hari hingga seterusnya. Ku gali semua tentangnya layaknya sebuah penelitian. Ku menyimpan harapan bahwa suatu saat dia bisa menjadi teman hidupku. Hingga ku menemui semua kebenarannya.
Kau benar saudaraku… bahwa ceritaku tentangnya dengan segala bumbu opini, kesimpulan yang prematur tentangnya jauh dari kenyataan. Emosi ku yang dominan tak bisa memisahkan mana fakta, kenyataan dan opini.
Cerita ku tentangnya membunuh ku.

Lanjut membaca “Cerita ku membunuh ku”  »»

Jumat, 06 Agustus 2010

Tuhan Tiri

Pengalaman yang menarik dan tak henti-hentinya mengusik dan mengganggu pikiran saya. Walau hati kecil ini tak rela jika otak, pikiran dan keseimbanganku selalu terkuras dan terjaga oleh suatu sosok yang baru dalam hidup.

Inilah suatu sosok Tuhan Tiri yang kini mengisi pikiran, perasaan dan ingatan. Puja dan puji baginya yang entah dia tersentuh atau tidak. Saya pikir ini “ada rasa yang tak berasa”.
Telah mendekati suatu pengkultusan yang selalu melebih-lebihkan tentangnya. Padahal saya tak pernah mendengar suara lirih memanggil saya atau mendengar pikiran tentang saya.

Ada harapan disaat yang akan datang semua menjadi jelas dan nyata. Dia yang tak hanya terlihat, tapi terdengar…. aktif!

Lanjut membaca “Tuhan Tiri”  »»

Minggu, 19 Juli 2009

Di Batam Sudah 3 Bulan?

Bila Anda Tiba Anda Menyesal.... itulah akronim pertama dari Batam yang aku dengar 1 hari sedatangnya ku di Batam 15 Mei lalu. Perasaan menyesal seperti apa? yang bagaimana kala itu aku tak tahu. Memang setibanya ku dijemput di Bandara Hang Nadim pukul 17.00 waktu Batam ada perasaan aneh, lampu jalan yang tak terang benderang serta kiri kanan yang kulihat masih banyak semak belukar seakan kota ini tak terawat dan masih banyak belantara.
Bahu jalan yang tak terurus, banyak debu yang berterbangan apalagi dihiasi oleh kiri kanan kulihat rumah liar (ruli) yang dibangun seenaknya menambah kesan kumuh pulau yang kini aku tinggali dalam mengais keberkahan Tuhan.

Sesal menyesal itu datang seminggu ketika kesepian meraja dalam diriku, Ku tak berkeluarga, tak punya sanak saudara, family di Batam ini. Kemana aku harus mengadu dan mengeluh, dalam genggamanku hanya sebuah ponsel yang ku isi dengan banyak isi ulang yang menjadi temanku. Ku berkeluh, berkesah ke kampung halaman ku, pada Ayah, Ibu, atau saudara bahkan teman yang tak pernah ku keluhkan menjadi teman bicara yang asyik dalam membunuh perasaan sepi ini.
Sabar sabar dan sabar lagi, hanya kata itu yang kudengar dari semua nomer ponsel yang aku hubungi. Sekalinya ada yang bersimpati mereka hanya berujar "mau pulang lagi, biar kusiapkan tiketnya" hanya kata itu yang terus terulang.
Ku pikir di batam ini aku akan menjadi worker, begitu tiba tak menunggu lama aku langsung kerja, kerja dan uang uang uang begitu hasilnya. Tapi anggapan itu salah, Surviver, mencoba betah dengan bertahan. Betah dan bertahan begitu mungkin.
Apa dan mana pengalaman ku selama 1/4 tahun di batam ini boleh di bilang nihil, nol besar. Aku tak punya komunitas yang sehati dan sejalan. Ku hidup hanya pada komunitas yang keras, mengandalkan otot bukan urat saraf.
Kini kuberharap ada teman dan kekasih di batam ini, di tengah kerinduanku akan dia yang memaksaku berangkat ke sini dan kerinduanku pada gelak tawa dan bahak kawan saudara yang menikmati kopi hangat dan berbatang rokok di tangannya. Insya allah bulan 11 aku pulang, dan jangan ada ke rinduan dalam hatiku akan batam.

Lanjut membaca “Di Batam Sudah 3 Bulan?”  »»

Pencarian Google

Blog Roll

Buku Tamu

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Followers